Buku Tamu

Jumat, 19 Desember 2014

SAAT BERBAGI SAAT MENGADU




oleh Lavita Sari
Keringat dinginnya mengucur lagi. Sebilah pisau kini digenggamannya. Mata sembabnya kembali menatap pisau yang ujungnya bersinar. Kilau yang terpancar dari mata pisau seolah mengiris hatinya lebih dulu, ujung runcingnya seolah menusuk begitu cepat sebelum dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di ujung pisau itu.
Saat hati ini teriris, terbesit lagi kenangan yang telah dilaluinya, Cita kembali mengangkat tangannya ke udara dengan pisau di tangan. Dia butuh tenaga, juga keberanian, untuk mewujudkan keinginannya, keinginan untuk mati. Sesaat dia mendesah, lalu memejamkan mata sambil menghimpun kekuatan yang dibutuhkannya, sekejap pisau runcing itu melayang ke arah perutnya.
Namun sebuah suara diiringi dengan gerakan melesat, lebih cepat dari gerakan tangannya, menghambur ke arahnya. Pisau itu salah sasaran. Membuat goresan luka di pergelangan tangan Adi, yang datang melerai dengan memegang tangan dan melindungi tubuh Cita dengan memeluknya.